Pages

Tuesday, May 3

Dari kerasnya kehidupan di Jakarta

Kiri..tarikkkk..
Kanan..kanan..

Maaf ya maaf, kejar setoran...kejar setoran.

Kata-kata itu terdengar dari seorang kondektur bus kota. Dia masih muda, sekitar umur 28-35 tahun. Mempunyai keberanian, berspekulasi dengan nasib. Kompetisi terjadi dengan rekan-rekannya sesama kondektur dan sopir bus kota saat berada di jalan raya, saling balas membalas dengan kecepatan yang membuat para penumpang berteriak histeris karena sopir bus & kondektur tersebut tidak mengingat jasa yang ditawarkan, terutama keselamatan bagi para penumpang.

Hal-hal yang keren dari pengaruh stigma pemberani dalam anggapan kondektur bus kota itu telah berhasil menyalib bus saingannya. Setelah hampir masuk ke pangkalan bus, perbincangan tentang penghasilan dari total pendapatan yang sebagian untuk setoran dan sebagian masuk kantong pribadi berlangsung tidak begitu lama.

Tak asing lagi, minuman beralkohol menjadi kadar kata "pemberani" dari ajang pertemuan itu. Setahu saya, tanpa pemerataan kemakmuran di negeri tertentu, efek alkohol akan berujung pada tindakan kekerasan dan menakut-nakuti antar rekan dan orang-orang di sekitarnya.

No comments:

Post a Comment